TEORI ORGANISASI UMUM 2
ORGANISASI PADA PT WIJAYA KARYA
(WIKA)
ANGGOTA KELOMPOK:
Ariel Jonathan [11113311]
Aldo Nugroho [10113624]
Aldy Lidyansyah [10113627]
Ardi
Darmawan Syah [11113238]
Ferry
Oktaviansyah [13113428]
Irving
Torrie [14113529]
Ridwan
Azhary [17113636]
Yoga
Noviantono [19113457]
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang organisasi pada PT.
Wijaya Karya (WIKA) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Erna
Kustyarini selaku Dosen mata kuliah teori organisasi
umum 2 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang..................................................................................................................3
1.2
Tujuan
penulisan..............................................................................................................3
1.3
Rumusan masalah............................................................................................................3
1.4
Metode
Penulisan............................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah PT.Wijaya Karya (WIKA)......................................................................................4
2.2
Struktur organisasi
WIKA.................................................................................................5
2.3
Tata kelola perusahaan WIKA..........................................................................................5
2.4
Konflik yang terjadi pada
WIKA.......................................................................................6
2.5 Penyelesaian
konflik di dalam WIKA...........................................................7
BAB III
KESIMPULAN.........................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dari masa ke masa sangat berkembang pesat salah satunya
di bidang konstruksi. Perkembangan ini dapat dilihat dari pembangunan jembatan
Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau
Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan oleh masyarakat luas
Proyek besar tersebut diselesaikan oleh beberapa perusahaan, salah satunya
adalah PT. Wijaya Karya, perusahaan yang di sepanjang tahun 2012 juga berhasil
menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari: Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Borang, 60MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Rengat, 21MW, Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW. Hal inilah yang ingin kami ketahui lebih
lanjut mengenai organisasi pada PT. Wijaya Karya.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah ini, kami membatasi pada masalah-masalah berikut:
1. Konflik
yang terjadi pada WIKA
2. Penyelesaian
konflik di dalam WIKA
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang konflik apa saja yang
terjadi pada WIKA dan bagaimana cara penyelesaian konflik yang terjadi pada
WIKA
1.4 Metode Penulisan
Metode penelitian yang kami gunakan dalam menyusun
makalah ini adalah dengan metode pustaka dan wawancara. Narasumber yang kami pilih adalah salah satu karyawan dari PT.Wijaya Karya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah PT.Wijaya Karya (WIKA)
WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda
bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis
en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal
11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan
usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada
awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan
Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New
Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.
Perkembangan signifikan pertama adalah di
tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja
berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah
kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti
pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.
Satu dekade kemudian, pada tahun 1982,
WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu
Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk
Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi
Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI,
Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin
berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA
menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi.
2.2 Struktur
Organisasi WIKA
2.3 Tata kelola perusahaan WIKA
Untuk
mencapai tujuan perusahaan, tidak ada lain kecuali komitmen yang tinggi untuk
mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG (Tata Kelola Perusahaan yang Baik) pada semua organ dan jenjang organisasi
secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian rupa sehingga penerapan GCG
dapat berlangsung secara konsisten dan sesuai dengan praktik-praktik terbaik
penerapan GCG.
Untuk itu WIKA dengan dukungan seluruh elemen keorganisasian mulai dari
RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, hingga Karyawan, senantiasa berkomitmen untuk
terus membangun sistem, struktur, dan kultur manajemen dan organisasi yang
berbasis pada nilai-nilai keterbukaan, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, dan kesetaraan/ keadilan.
Penerapan prinsip-prinsip GCG tercermin pada hal-hal berikut:
1.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
2.
Pembentukan Komite-komite yang membantu peran pengawasan Dewan Komisaris.
3.
Keterbukaan informasi secara penuh sesuai dengan ketentuan sebagai
Perusahaan Publik dan Perusahaan
Tercatat.
4.
Penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
5.
Sosialisasi GCG secara berkelanjutan.
6.
Assesment penerapan GCG sebagai sarana untuk mengetahui kinerja dan peningkatan implementasi GCG.
7.
Berbagai aktivitas lain yang mendukung terbentuknya Good Governance.
8.
Disentralisasi pengadaan barang dan jasa.
9.
Sentralisasi keuangan.
10.
Sistem rekrutmen SDM.
2.4 Konflik
yang terjadi pada WIKA
Meskipun di dalam organisasi WIKA
memiliki komitmen, integritas, dan juga hubungan yang baik antar pihak,
timbulnya konflik tentu tetap tidak dapat dihindari. Beberapa alasan adanya
konflik di dalam organiasasi ini adalah:
A. Perbedaan dalam tujuan.
Dalam suatu organisasi
biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan
yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang
adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik.
Sebagai
contoh Seperti diketahui, pada 2011 lalu, WIKA telah menghentikan proyek
pembangunan mall senilai USD 11,5 juta di Libya.
Adanya konflik yang tak kunjung reda menyebabkan WIKA kesulitan untuk menyelesaikan proyek tersebut, alhasil WIKA menghentikan proyek tersebut dan mengevakuasi pekerjanya untuk kembali ke Tanah Air.
Adanya konflik yang tak kunjung reda menyebabkan WIKA kesulitan untuk menyelesaikan proyek tersebut, alhasil WIKA menghentikan proyek tersebut dan mengevakuasi pekerjanya untuk kembali ke Tanah Air.
Sebelumnya, WIKA menggandeng perusahaan lokal Libya, Solar Sahara
Investment untuk mengerjakan mall yang nilainya Rp 104,4 miliar atau setara
dengan USD 11,6 juta. Proyek kerjasama dengan mitra Libya itu mempekerjakan
sekitar 500 orang, di mana 300 diantara pekerjanya warga negara Libya
·
B. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan.
·
C. Perbedaan dalam nilai atau persepsi.
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan
perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya
konflik.
D. Kompetisi
(persaingan) yang tidak sehat.
Sabotase adalah salah satu bentuk
produk konflik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali
digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak
eksternal.
2.5
Penyelesaian konflik di dalam WIKA
Berdasarkan beberapa
konflik yang terjadi di dalam organisasi WIKA pada penjelasan di atas. Maka
hal-hal yang dilakukan untuk menghindari juga untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi adalah dengan melakukan instropeksi diri dengan mencari kesalahan yang
mungkin disebabkan ego pribadi. Kalau kedua pihak saling merasa yang paling
benar akan menyulitkan bagi keutuhan organisasi.
Juga melalui penyelesaian kompromistis antara
dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
Kompromi, setiap pihak tidak memaksakan kehendak
walaupun mungkin mereka anggap baik. Menerima usul dari anggota lain dengan
lapang dada. Jika mengambil posisi sebagai pimpinan dan ada banyak
perbedaan pendapat dari bawahan, sebaiknya melakukan sedikit otoriter dengan mengambil pendapat
yang paling logis dan mengacuhkan sisanya.
PLANING (Perencanaan)
Perencanaan
tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan (planning) adalah
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat
dalam fungsi ini.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
adalah salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia. Dari hasil nasionalisasi
perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en
Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2
Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL)
No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan
Widjaja Karja.
Dimulai
sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong
pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal
tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan
bangunan perumahan.
ORGANIZING (Pengorganisasian)
Pengorganisasian
merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar
tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
ACTUATING (Penggerakkan)
Actuating
dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku
bawahan sehingga bawahan tersebut mau bekerjasama secara efektif untuk mencapai
tujuan organisasi.
Pertumbuhan
WIKA tidak lepas dari peran kepemimpinan yang baik. Sebagai perusahaan
infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai
pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana. Perolehan
dana segar dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan
oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, dimana saat itu krisis ekonomi dunia mulai
memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang kuat sangat
mendukung WIKA dalam meluaskan operasinya ke luar negeri.
Berkat
strategi yang matang, WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business Unit (SBU)
yang meliputi konstruksi (Kontruksi sipil dan konstruksi Bangunan Gedung),
Mekanikal elektrikal, Industri Beton Pra cetak, Real Estate dan Industri
Lainnya yang ke depannya akan semakin terintegrasi menjadi perusahaan
Engineering Procurement Construction (EPC) dan Investasi.
CONTROLLING (Pengawasan)
Pengawasan
adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya,
dan mengambil tindakan-tindakan korektif, bila diperlukan, untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
Dalam
hal ini di PT WIKA, setiap bagian memiliki supervisor-nya tersendiri untuk
melakukan fungsi controlling. Prosedur pengawasan dalam PT WIKA relatif sama
dengan organisasi atau perusahaan lain yaitu;
·
Menetapkan standar
untuk pengawasan.
·
Meneliti, memeriksa,
dan menilai hasil yang dapat dicapai.
·
Membandingkan hasil
dengan standar.
·
Memperbaiki
penyimpangan dengan tindakan koreksi.
BAB III
KESIMPULAN
PT.Wijaya Karya yang sudah berdiri selama lebih dari 40
tahun merupakan suatu kesuksesan yang mencerminkan
komitmen tinggi dan usaha kerjakeras. Memasuki abad ke 21, WIKA berusaha keras
meningkatkan kinerja di setiap aspek, dimulai dari manjemen, sumber daya
manusia yang tersusun guna menghasilkan inovasi dan teknologi.
Seiring dengan tantangan yang dihadapi oleh WIKA yang
semakin luas, maka WIKA memiliki visi baru yaitu VISI 2020 untuk menjadi
salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan
Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto
“Spirit of Innovation” dan mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang
berdasarkan pada komitmen, inovasi, keseimbangan, hasil
terbaik, hubungan yang baik, kerjasama, dan integritas.
DAFTAR PUSTAKA
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan Dari:
Luptia Mei Usani
Isi Pertanyaan:
Bagaimana cara mengatasi masalah manajemen yang
sering dialami oleh WIKA ?
Jawaban:
Mengatasi masalah dalam organisasi
bisa dilakukan dengan berbagai cara bergantung dari masalah apa yang dihadapi
dan tipe orang yang menimbulkan masalah tersebut. Secara garis besar dapat dibagi
menjadi:
Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan
menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat
dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi
yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai
satu cara hidup.
Instropeksi
Hal-hal yang dilakukan
untuk menghindari juga untuk menyelesaikan masalah yang terjadi adalah dengan
melakukan instropeksi diri dengan mencari kesalahan yang
mungkin disebabkan ego pribadi. Kalau kedua pihak saling merasa yang paling
benar akan menyulitkan bagi keutuhan organisasi.
Kompromi
Dalam berorganisasi memang terkadang ada
beberapa pihak yang bebrbeda pendapat dan menimbulkan masalah. Dengan demikian
harus ada pihak yang melakukan kompromi. Ini berarti ada salah satu pihak yang
mengalah atau menerima keputusan pihak yang berseberangan.
Kompromi, setiap pihak tidak memaksakan kehendak
walaupun mungkin mereka anggap baik. Menerima usul dari anggota lain dengan
lapang dada. Jika mengambil posisi sebagai pimpinan dan ada banyak
perbedaan pendapat dari bawahan, sebaiknya melakukan sedikit otoriter dengan mengambil pendapat
yang paling logis dan mengacuhkan sisanya
Pertanyaan dari:
Fajar Firdaus S.F
Isi Pertanyaan:
Bagaimana cara WIKA
bersaing dengan perusahaan lain supaya menjadi perusahaan yang terbaik di
bidangnya ?
Jawaban:
WIKA akan selalu menggunakan cara-cara yang semestinya untuk meraih
hasil yang positif.
Dari beberapa hal yang terlihat secara kasat mata dapat diambil beberapa poin
antara lain:
Integritas
WIKA sudah banyak menjalankan proyek pemerintahan semisal Fly Over,
Jalan Tol, dan beberapa bangunan instansi pemerintahan. Karena WIKA juga adalah
BUMN yang berarti
dinaungi langsung oleh pemerintah, itu menjadi nilai tersendiri bagi WIKA untuk
mendapat kepercayaan dari para pengguna
jasa mereka.
Menjamin kualitas bahan yang bagus serta nemberikan penawaran terbaik
pada saat pengajuan tender membuat WIKA sering memenangkan beberapa mega proyek
yang ada di Indonesia.
Profesional
Dalam
menjalankan perusahaan WIKA selalu mengedepankan profesionalitas. Hal ini
terlihat dari organisasi perusahaan yang sangat baik. Perekrutan karyawan pun
dilakukan dengan serius dan melalui serangkaian test yang ketat. Sehingga pada
akhirnya terpilih SDM berkualitas yang kompeten di bidangnya.
Komitmen
Semua
pesaing bisa saja menerapkan sistem yang sama dengan PT WIKA, namun hal yang
paling mendasar adalah kemauan untuk berkomitmen. Ini menjadi penting untuk
menjaga kualitas perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang hanya bagus di awal
namun akhirnya kesulitan untuk menjaga performa karena tidak konsisten menjaga
visi dan misi. Celah inilah yang diambil oleh WIKA untuk memenangkan persaingan
bisnis.
Pertanyaan dari:
Ibu Erna Kustyarini
Isi Pertanyaan:
Apakah VISI dan
PLANNING pada WIKA memiliki kesamaan ? Jelaskan
Jawaban:
VISI
Visi pada WIKA adalah VISI 2020 untuk menjadi
salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan
Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara. Secara umum, visi
adalah cita - cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto
“Spirit of Innovation” dan mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang
berdasarkan pada komitmen, inovasi, keseimbangan, hasil
terbaik, hubungan yang baik, kerjasama, dan integritas.
PLANNING
Planning merupakan cetak biru untuk
pencapaian tujuan yang memuat pengalokasian sumberdaya yang dibutuhkan, jadwal,
tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan terkait dengan
pencapaian tujuan tersebut. Dapat dikatakan bahwa sebuah rencana merupakan
jembatan yang dibangun untuk menghubungkan antara masa kini dengan masa datang
yang diinginkan, karena perencanaan adalah mempersiapkan masa depan. Masa depan
memang akan datang dengan sendirinya, tapi tanpa planning masa depan tersebut
mungkin bukan masa depan yang kita inginkan.
Planning pada WIKA adalah dengan
membuat rencana dan/atau strategi untuk menjadi
perusahaan kontraktor yang siap bersaing dengan perusahaan lain di Indonesia
yang bergerak di bidang konstruksi bangunan sipil, rumahan, dan bahkan
merangkap ke jaringan listrik tegangan rendah, sedang, maupun tinggi.
Kesimpulannya adalah, Visi dan Planning sangatlah berbeda seperti yang sudah dipaparkan pada jawaban diatas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar